Sabtu, 22 Juni 2013

CERITA PENDEK


MUSUH JADI TEMAN

Pada siang yang cerah ini, di sebuah taman bermain yang ramai, ada dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang sedang duduk di kursi taman. Mereka bernama Asti, Andy, dan Vina. Asti adalah seseorang yang sabar dan pintar, sedangkan Andy dan Lia adalah anak yang baik dan suka menolong. Mereka sedang bercakap-cakap tentang masa lalunya dua tahun yang lalu.

Asti    : “Eh Niken, kamu ingat gak kejadian 2 tahun yang lalu?”
Andy   : “Kejadian apa?” (sambil mengingat-ingat)
Asti    : “Sewaktu kita belum berteman dan Vina adalah anak yang jail itu, loh?
Kamu ingat gak?”
Andy   : “Oh itu… Iya iya aku ingat! Kalau kamu ingat gak, Vin?”
Vina    : “Tentu saja aku ingat.” (sambil tersenyum)
Asti    : “Baiklah… Kalau begitu kita cerita saja, yuk?”
Andy   : “Ayo ayo!”
Vina    : “Ayo ayo!” (menjawab bersama Niken)

          Dan mulailah mereka bercerita tentang masa lalunya.
          2 tahun yang lalu. Vina, Heri, dan Kinan mendatangi meja Asti saat istirahat.

Vina    : “Hei Asti… Bikinin PR Matematikaku dong!”  
Asti    : “Gak ah… Kamu kan bisa ngerjain sendiri!” (sambil belajar)
Heri    : “Eh kamu jangan membantah ya!” Cepat kerjakan PR Vina!”
Kinan  : “Iya cepat! Jangan mentang-mentang kamu pintar, jadi kamu tidak
             mau mengerjakannya!”
Asti    : “Hei! Kamu jangan asal ngomong ya! Aku tidak mau mengerjakannya
             bukan karena aku ini pintar!” (sambil memukul meja)
Vina    : “Yaudah… Kalau begitu kerjakan PR-ku ini!” (sambil berteriak)
Asti    : “Kalau aku bilang gak mau ya gak mau!” Kan kamu bisa menyuruh yang
   lain!”
Vina    : “Kamu ini!” (ingin menampar Asti)
          Kemudian datanglah anak laki-laki dengan menahan tangan Vina yang ingin menampar Asti.

Andy   : “Eh kamu! Jangan sembarangan menampar orang ya! Kan tadi dia
             sudah bilang kalau dia gak mau mengerjakan PR-mu! (sambil melihat
             dengan tatapan yang kesal)”
Vina    : “Siapa kamu?! (sambil melepas tangannya)”
Kinan  : “(berbisik di telinga Vina) Eh Vina… dia kan Andy yang menempati
             peringkat ke-2 di kelasnya Asti.”
Vina    : “Apa iya? (bertanya kepada Heri)”
Heri    : “Iya iya.”
Andy   : “Hei… Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Heri    : “Itu bukan urusanmu!”
Andy   : “Kalau begitu, cepat minta maaf kepada Asti!”
Kinan  : “Tidak! Kami tidak mau! (sambil menggelengkan kepala)”
Vina    : “Cukup sampai disini! Besok aku akan mendatangimu lagi
   Asti! Dan kamu Andy, jangan ikut urusan kami! (sambil menunjuk)”
Asti    : “Coba saja kalau berani! Weee! (sambil meledek)”
Kinan  : “Hei! Jangan meledek Vina kamu!
Vina    : “Awas kau Asti! Ayo teman-teman!”
Heri    : “Ayo”

          Lalu, Vina. Heri, dan Kinan kembali ke kelasnya. Sementara itu, Andy dan Vina saling mengobrol.

Asti    : “Eh… Kalau tidak salah kamu Andy kan?”
Andy   : “Iya. Masa kamu tidak mengenalku? Aku kan duduk di sebelah kanan
             dua bangkumu. Itu bangkuku. (sambil menunjukkan bangkunya)”
Asti    : “Oh itu… Ngomong-ngomong tadi kenapa kamu menolongku?”
Andy   : “Tidak apa-apa. Tadi aku menolongmu cuma karena kesal saja. Soalnya
              dari tadi Vina tidak berhenti menjelek-jelekan kamu.”
Asti    : “Oh… Terima kasih, ya.”
Andy   : “Sama-sama. Lain kali kalau kamu perlu bantuan, panggil saja aku.
             (sambil tersenyum)”
Asti    : “Baiklah… Tapi kalau aku mau ya?”
Andy   : “Terserah kamu.”
Asti    : “Oke.”

          Bel pulang pun berbunyi. Asti dan Andy keluar kelas bersama. Karena kelas Vina dan Asti bersebelahan, ketika Vina melihat ke arah kiri, dia melihatAsti dan Andy keluar bersama. Tetapi, Vina tidak menghiraukannya.

Vina    : “Eh Kinan, kita pulang bareng yuk! (sambil tersenyum)”
Kinan  : “Maaf, Vin. Aku tidak bisa. Aku ada janji dengan temanku.”
Vina    : “Yaahh… Kalau begitu, bagaimana denganmu, Her?”
Heri    : “Aku juga tidak bisa. Aku ingin mengerjakan tugas IPA. Maaf ya?”
Vina    : “Ya sudahlah… Kalu begitu aku pulang duluan ya?”
Kinan  : “Iya. (sambil melambaikan tangan)”
Heri    : “Iya.”

          Tidak lama kemudian, Vina berjalan ke rumahnya. Lalu, ia melihat Asti di depannya sedang berjalan. Dan Asti pun melihat ke arah belakang melihat Vina.

Asti    : “Halo, Vin? (sambil tersenyum)”
Vina    : “Jangan menyapaku! (sambil mengalihkan perhatian)”
Asti    : “Kenapa sih? Kok kamu marah begitu?”
Vina    : “Itu bukan urusanmu!”
Asti    : “Ya sudah… Oh ya… Sedang apa kamu lewat sini?”
Vina    : “Ini jalan rumahku tahu!”
Asti    : “Wah kalau begitu kita jalan bareng yuk?”
Vina    : “Tidak mau! Kamu jalan saja duluan!”
Asti    : “Baiklah. Aku duluan ya! (sambil melambaikan tangan)”
Vina    : “Ya.”
Dan sesampainya Vina di rumah, dia langsung  menuju kamarnya dan berjalan kesana-kemari sambil berbicara sendiri.

Vina    : “Aduh… Aku bingung nih. Kok dia bisa ya tidak marah? Padahal tadi kan
             aku mengejeknya. Dia saja juga meledekku tadi. Tapi… kok dia masih
             bisa tersenyum ya? Aku tidak mengerti. Apa sebaiknya aku minta
             maaf dengannya? Ahh… Itu tidak mungkin! Nanti aku bisa
             ditertawakan oleh Kinan dan Andy. (bingung memikirkannya)”

          Hari sudah menjelang sore, tetapi Vina masih memikirkan Asti.

Vina    : “Aduh… bingun nih! Minta maaf gak ya? Hmm… Tapi, tidak ada salahnya
             aku mencoba. Baiklah! Aku sudak putuskan, besok pagi aku akan minta
             maaf dengannya. (tersenyum sendiri)”

          Keesokan harinya, ketika Vina ingin berangkat ke sekolah, ia melihat Astidi belakangnya sedang berjalan ke sekolah. Kemudian, Vina mendatangi Asti.

Asti    : “Eh… Vina. Ada apa? Tumben pagi-pagi kamu ingin mengobrol
             denganku? (melihat dengan tatapan yang gembira)
Vina    : “Umm… itu… aku… (berbicara dengan tersendat-sendat)
Asti    : “Kamu kenapa?”
Vina    : “Umm… Gak jadi deh! (kembali ke watak sebelumnya)”
Asti    : “Oh yaudah. Aku berangkat dulu ya. Daahhh!”
Vina    : “Ya.”

          Akhirnya mereka berdua sampai di sekolah. Pada saat Vina memasuki kelasnya, ia langsung menarik tangan Kinan dan Heri menuju ke kelas Asti.

Heri    : “Hei Vina! Apa-apaan sih kamu! Pagi-pagi begini sudah menarik tangan
             kami! Ada apa sih?!”
Kinan  : “Tahu nih! Kenapa sih, Vin?! (sambil berteriak)”
Vina    : “Sudahlah. Kalian ikut saja denganku!”

          Sampailah mereka di kelas AstiAsti sedang mengobrol dengan Andy.

Asti    : “Halo Vina! Kenapa kamu kesini?”
Andy   : “Hei… ngapain kalian bertiga kesini?! (melihat dengan tatapan
             sombong)”
Heri    : “Eh Kinan… Kok Asti baik sih sama Vina? Bukannya kemarin mereka
             habis bertengkar? (sambil berbisik di telinga Kinan)”
Kinan  : “Iya, ya. Aku juga bingung. Coba saja kita liat nanti.”
Vina    : “Umm… begini… Aku ingin minta maaf dengan kalian. Apakah kalian
              akan memaafkanku? (sambil menundukkan kepala)
Heri    : “Vina! Apa yang kamu lakukan? (sambil memegang bahu Vina)”
Kinan  : “Iya Vina! Apa kamu sudah gila?”
Vina    : “Diam kalian! Aku ini sedang minta maaf dengan Asti! Kalau kalian
             tidak mau minta maaf, lebih baik diam saja!”
Andy   : “Oh… jadi begitu… Baiklah. Sekarang keputusanmu, Asti. Kamu mau
              memaafkannya atau tidak?”
Asti    : “Tentu saja aku memaafkannya!”
Vina    : “Terima kasih, Asti! (sambil tersenyum)”

          Demikianlah cerita mereka 2 tahun yang lalu. Dari 2 tahun yang lalu, mereka bertiga menjadi sahabat sampai sekarang.

Tidak ada komentar: