MUSUH JADI TEMAN
Pada siang yang cerah ini, di sebuah taman bermain yang ramai, ada dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang sedang duduk di kursi taman. Mereka bernama
Andy : “Kejadian apa?”
(sambil mengingat-ingat)
Kamu ingat gak?”
Andy : “Oh itu… Iya iya
aku ingat! Kalau kamu ingat gak, Vin?”
Vina : “Tentu saja aku
ingat.” (sambil tersenyum)
Andy : “Ayo ayo!”
Vina : “Ayo ayo!”
(menjawab bersama Niken)
Dan mulailah mereka bercerita tentang masa lalunya.
2 tahun yang lalu. Vina, Heri, dan Kinan mendatangi meja Asti saat istirahat.
Vina : “Hei Asti…
Bikinin PR Matematikaku dong!”
Heri : “Eh kamu
jangan membantah ya!” Cepat kerjakan PR Vina!”
Kinan : “Iya cepat! Jangan
mentang-mentang kamu pintar, jadi kamu tidak
mau mengerjakannya!”
bukan karena aku ini pintar!” (sambil memukul meja)
Vina : “Yaudah…
Kalau begitu kerjakan PR-ku ini!” (sambil berteriak)
lain!”
Vina : “Kamu
ini!” (ingin menampar Asti )
Kemudian datanglah anak laki-laki dengan menahan tangan Vina yang ingin
menampar Asti .
Andy : “Eh kamu! Jangan
sembarangan menampar orang ya! Kan tadi
dia
sudah bilang kalau dia gak mau mengerjakan PR-mu! (sambil melihat
dengan tatapan yang kesal)”
Vina : “Siapa
kamu?! (sambil melepas tangannya)”
Kinan : “(berbisik di telinga
Vina) Eh Vina… dia kan Andy
yang menempati
peringkat ke-2 di kelasnya Asti .”
Vina : “Apa iya?
(bertanya kepada Heri)”
Heri : “Iya iya.”
Andy : “Hei… Apa yang sedang
kalian bicarakan?”
Heri : “Itu bukan
urusanmu!”
Andy : “Kalau begitu,
cepat minta maaf kepada Asti !”
Kinan : “Tidak! Kami tidak
mau! (sambil menggelengkan kepala)”
Vina : “Cukup
sampai disini! Besok aku akan mendatangimu lagi
Kinan : “Hei! Jangan meledek
Vina kamu!
Vina : “Awas
kau Asti !
Ayo teman-teman!”
Heri : “Ayo”
Lalu, Vina. Heri, dan Kinan kembali ke kelasnya. Sementara itu, Andy dan Vina
saling mengobrol.
Andy : “Iya. Masa kamu
tidak mengenalku? Aku kan duduk
di sebelah kanan
dua bangkumu. Itu bangkuku. (sambil menunjukkan bangkunya)”
Andy : “Tidak apa-apa.
Tadi aku menolongmu cuma karena kesal saja. Soalnya
dari tadi Vina tidak berhenti menjelek-jelekan kamu.”
Andy : “Sama-sama. Lain
kali kalau kamu perlu bantuan, panggil saja aku.
(sambil tersenyum)”
Andy : “Terserah kamu.”
Bel pulang pun berbunyi. Asti dan
Andy keluar kelas bersama. Karena kelas Vina dan Asti bersebelahan, ketika Vina melihat
ke arah kiri, dia melihatAsti dan Andy keluar bersama. Tetapi, Vina tidak
menghiraukannya.
Vina : “Eh Kinan,
kita pulang bareng yuk! (sambil tersenyum)”
Kinan : “Maaf, Vin. Aku tidak
bisa. Aku ada janji dengan temanku.”
Vina : “Yaahh…
Kalau begitu, bagaimana denganmu, Her?”
Heri : “Aku juga
tidak bisa. Aku ingin mengerjakan tugas IPA. Maaf ya?”
Vina : “Ya
sudahlah… Kalu begitu aku pulang duluan ya?”
Kinan : “Iya. (sambil
melambaikan tangan)”
Heri : “Iya.”
Tidak lama kemudian, Vina berjalan ke rumahnya. Lalu, ia melihat Asti di depannya sedang
berjalan. Dan Asti pun melihat ke arah belakang melihat Vina.
Vina : “Jangan
menyapaku! (sambil mengalihkan perhatian)”
Vina : “Itu bukan
urusanmu!”
Vina : “Ini jalan
rumahku tahu!”
Vina : “Tidak
mau! Kamu jalan saja duluan!”
Vina : “Ya.”
Dan sesampainya Vina di rumah, dia
langsung menuju kamarnya dan berjalan kesana-kemari sambil berbicara
sendiri.
Vina : “Aduh… Aku
bingung nih. Kok dia bisa ya tidak marah? Padahal tadi kan
aku mengejeknya. Dia saja juga meledekku tadi. Tapi… kok dia masih
bisa tersenyum ya? Aku tidak mengerti. Apa sebaiknya aku minta
maaf dengannya? Ahh… Itu tidak mungkin! Nanti aku bisa
ditertawakan oleh Kinan dan Andy. (bingung memikirkannya)”
Hari sudah menjelang sore, tetapi Vina masih memikirkan Asti .
Vina : “Aduh…
bingun nih! Minta maaf gak ya? Hmm… Tapi, tidak ada salahnya
aku mencoba. Baiklah! Aku sudak putuskan, besok pagi aku akan
minta
maaf dengannya. (tersenyum sendiri)”
Keesokan harinya, ketika Vina ingin berangkat ke sekolah, ia
melihat Astidi belakangnya sedang berjalan ke sekolah. Kemudian, Vina
mendatangi Asti .
denganku? (melihat dengan tatapan yang gembira)
Vina : “Umm… itu…
aku… (berbicara dengan tersendat-sendat)
Vina : “Umm… Gak
jadi deh! (kembali ke watak sebelumnya)”
Vina : “Ya.”
Akhirnya mereka berdua sampai di sekolah. Pada saat Vina memasuki kelasnya, ia
langsung menarik tangan Kinan dan Heri menuju ke kelas Asti .
Heri : “Hei Vina!
Apa-apaan sih kamu! Pagi-pagi begini sudah menarik tangan
kami! Ada apa
sih?!”
Kinan : “Tahu nih! Kenapa
sih, Vin?! (sambil berteriak)”
Vina : “Sudahlah.
Kalian ikut saja denganku!”
Sampailah mereka di kelas Asti . Asti sedang
mengobrol dengan Andy.
Andy : “Hei… ngapain
kalian bertiga kesini?! (melihat dengan tatapan
sombong)”
Heri : “Eh Kinan…
Kok Asti baik sih sama Vina? Bukannya kemarin mereka
habis bertengkar? (sambil berbisik di telinga Kinan)”
Kinan : “Iya, ya. Aku juga bingung.
Coba saja kita liat nanti.”
Vina : “Umm…
begini… Aku ingin minta maaf dengan kalian. Apakah kalian
akan memaafkanku? (sambil menundukkan kepala)
Heri : “Vina! Apa
yang kamu lakukan? (sambil memegang bahu Vina)”
Kinan : “Iya Vina! Apa kamu
sudah gila?”
Vina : “Diam
kalian! Aku ini sedang minta maaf dengan Asti ! Kalau kalian
tidak mau minta maaf, lebih baik diam saja!”
Andy : “Oh… jadi
begitu… Baiklah. Sekarang keputusanmu, Asti . Kamu mau
memaafkannya atau tidak?”
Vina : “Terima
kasih, Asti !
(sambil tersenyum)”
Demikianlah cerita mereka 2 tahun yang lalu. Dari 2 tahun yang lalu, mereka
bertiga menjadi sahabat sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar